Aku belajar untuk mencintai Luka
Terkadang, sebuah kenangan di masa lalu adalah sebuah
penantian
Yang tentunya aku tunggu disini
Abstrak. Entahlah.
Terkadang, sebuah
masa depan itu adalah sebuah kebingugnan hati.
Yang tak ayal
keindahannya bisa kupungkiri.
Kau pernah merasakan luka?
Perih. Sakit bukan.
Tapi..
Papaku selalu mengajari untuk tetap merasakan luka.
Walaupun aku tak ingin merasakannya.
Merasakan sakit saat
mimpi tak dapat ku genggam dengan
tanggan mungilku
Sebelum nantinya kau terpuruk nak...
Sebelum nantinya kau kecewa nak..
Sebelum nantinya kau meninggalkan dendam terhadap dunia ini
nak..
Sebelum kau marah dan menyerah terhadap dunia ini nak..
Begitu kata Papaku.
“..Tapi Pa..”
“..Aku sudah pernah merasakan luka untuk kesekian kalinya..”
Aku pun meringis.
Aku terdiam. Ingin rasanya berteriak. Sakit.
Ssstt...!
Ada yang aku temukan disini.
Saat aku berjalan di suatu malam yang gelap.
Banyak kerikil tajam menghambat perjalananku.
Kau tahu apa yang aku lakukan??
Aku tidak menangis. Aku tidak berteriak. Tapi aku tersenyum
haru.
Karna apa yang dikatakan oleh Papaku benar.
Ada rahasia dibalik ini semua.
Aku berusaha menangkal rasa sakit ini.
Hatiku tak lagi pilu.
Karna aku telah belajar memahami luka.
Karna aku telah belajar mengerti luka.
Karna Papa telah mengajari aku untuk mencintai luka sebelum
ku gapai suka.
Komentar
Posting Komentar